MENGENAL KSATRIA PEMBASMI KANKER PADA TEH HIJAU

*) dimuat dalam Rubrik Kimia, Majalah 1000 guru edisi 23

Baca online: http://issuu.com/1000guru/docs/majalah-1000guru-ed23
Download di: http://issuu.com/1000guru/docs/majalah-1000guru-ed23#download

 

…secangkir teh hangat darimu
cukup ‘tuk awali hari terindah dalam hidupku…
(Kau Kini Ada – Sheila on 7)

 

Sepenggal lagu dari Sheila on 7 itu menggambarkan kisah romantis seorang istri yang menyajikan secangkir teh bagi suami tercintanya. Tetapi maaf, kali ini kita bukan membahas cinta-cintaan nan romantisnya, namun justru secangkir teh-nya yang akan kita bicarakan. Teh memang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Di mana pun dan kapan pun teh selalu hadir untuk menemani aktivitas kita. Di antara banyak jenis teh, masyarakat Indonesia paling fanatik dengan teh wangi yaitu daun teh kering yang dicampur dengan bunga melati. Namun, akhir-akhir ini teh wangi sudah mempunyai saingan berat di pasaran. Produk yang dipromosikan sebagai produk yang menyehatkan, kaya antioksidan, bahkan dikatakan mampu melangsingkan tubuh, yaitu teh hijau. Benarkah teh hijau lebih sehat dan menyehatkan?

 Teh Hitam vs Teh Hijau

Pengertian teh menurut SNI (Standar Nasional Indonesia) merupakan minuman atau masih berupa daun kering yang diolah dari daun teh (Camelia sinensis). Mohon diingat, dari Camelia sinensis, bukan Camelia Malik! Sehingga minuman yang bukan berasal dari daun tamanan sinensis sebenarnya tidak berhak disebut sebagai teh. Dari daun Camelia sinensis itu, dapat dibuat menjadi berbagai jenis produk teh dengan cara pengolahan yang berbeda, antara lain teh hitam, teh hijau, dan teh wangi. 

Teh hitam dibuat dari daun teh segar kemudian dilakukan pelayuan, penggilingan, penggulungan, oksidasi enzimatis, pengeringan, dan sortasi; sedangkan teh hijau dibuat dengan cara dilayukan, digulung, dikeringkan, dan disortasi. Dari urutan proses tersebut, tampak bahwa perbedaan mendasar dari teh hitam dan teh hijau adalah tahapan proses oksidasi enzimatis. Di mana pada teh hitam diinginkan terjadinya oksidasi enzimatis, sedangkan pada teh hijau tidak. Lalu bagaimana dengan teh wangi? Teh wangi sebenarnya dibuat dari teh hijau yang diolah kembali dengan cara rehidrasi dan penambahan bunga melati. Selama proses pembuatan teh wangi, reaksi oksidasi enzimatis juga terjadi, sebab senyawa di dalam teh kontak langsung dengan udara. Dengan demikian karakteristik teh wangi sudah berbeda dengan teh hijau.

 Oksidasi Enzimatis

Oksidasi enzimatis merupakan tahapan penting dalam pembentukan dan perubahan rasa, warna, aroma, dan flavor teh. Perubahan karakteristik ini terjadi akibat reaksi oksidasi dari senyawa-senyawa polifenol (terutama epikatekin, epigalokatekin dan galat-nya) dengan enzim polifenol oksidase dengan bantuan oksigen (O2) dari udara menjadi orthoquinon, kemudian kondensasinya menjadi theaflavin dan thearubigin. Senyawa theaflavin berhubungan erat dengan karakteristik air seduhan seperti kecerahan (brightness), kesegaran (briskness) dan kekuatan (strength), sedangkan senyawa thearubigin berhubungan dengan penampakan terutama warna air seduhan. Hal tersebut yang membuat warna seduhan teh hijau yang tidak mengalami oksidasi enzimatis cenderung masih kehijauan, sedangkan pada teh wangi cenderung merah tembaga (akibat pembentukan theaflavin yang berwarna kuning cerah dan thearubigin yang berwarna merah coklat) dan pada teh hitam cenderung kehitaman. Perbedaan warna tersebut dikarenakan perbedaan waktu oksidasi enzimatis.

Katekin dan Pencegahan Kanker

Katekin dan turunannya (seperti epikatekin, epigalokatekin, dan epigalokatekingalat) merupakan senyawa yang dominan dalam daun teh segar, namun senyawa-senyawa tersebut akan terdekomposisi dan rusak akibat dari proses oksidasi enzimatis. Padahal katekin dan turunannya merupakan antioksidan yang sangat kuat bahkan mencapai kekuatan 100 kali lebih tinggi daripada vitamin C dan 25 kali vitamin E. Antioksidan merupakan substansi yang dapat menginaktivasi radikal bebas dengan mendonasikan radikal hidrogen, sehingga radikal bebas tersebut tidak dapat merusak DNA dan menyebabkan pertumbuhan sel tak terkendali. Antioksidan dalam teh hijau juga mampu mampu melindungi oksidasi LDL-kolesterol oleh radikal bebas, sehingga proses pembentukan plak pada dinding arteri dapat dihindari. Plak yang tebentuk pada dinding arteri akan memacu timbulnya penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung dan stroke. Selain sebagai antioksidan, kemampuan katekin untuk membunuh bakteri Helicobacter pylori dapat meminimalisir terjadinya kanker lambung.

Dengan demikian, alasan kenapa teh hijau dipromosikan sebagai produk yang menyehatkan telah jelas. Dibanding jenis teh yang lainnya, teh hijau yang tidak mengalami tahapan proses oksidasi enzimatis masih memiliki senyawa katekin yang lebih banyak. Perbandingan kadar katekin dan senyawa lainnya dalam teh hijau dan teh hitam dapat dilihat pada Tabel 1.

 

Tabel 1.  Kadar Polifenol dalam Teh Hijau dan Teh Hitam

Komponen

Teh hijau (mg)

Teh hitam (mg)

Katekin

210

63

Flavonol

14

21

Thearubigin

0

28

Tidak terdeteksi

266

273

Kafein

45

50

 

Dampak Konsumsi Teh bagi Kesehatan

Selain sebagai minuman yang mampu mencegah kanker, dalam berbagai literatur ilmiah dijelaskan pula bahwa konsumsi teh hijau mempunyai manfaat bagi kesehatan lainnya. Misalnya adalah sifat antimikrobia, antiviral, mempercepat pembakaran lemak, aktivitas hipoglikemik (menurunkan kadar gula dalam darah), aktivitas hipotensif (menstimulasi terjadinya penurunan tekanan darah dan membantu menormalkan tekanan darah penderita tekanan darah tinggi), serta menjaga keseimbangan flora dalam usus.

Tidak ada yang sempurna di dunia ini, sehingga teh pun berdampak tidak baik bagi kesehatan apabila dikonsumsi secara tidak tepat dan berlebihan. Minum teh 1 jam sebelum dan sesudah makan terbukti dapat meningkatkan resiko anemia, sebab senyawa tanin yang terdapat dalam minuman teh mengurangi daya serap sel darah terhadap zat besi hingga 64 persen. Melihat dampak baik dan buruk minuman teh, maka sangat disarankan untuk meminum teh dengan bijaksana, agar kesegaran dan manfaat teh dapat kita dapatkan secara optimal.

 

If you are cold, tea will warm you

If you are too heated, it will cool  you

If you are depressed, it will cheer you

If you are exited, it will calm you

(Anonim)

 

 

Bahan bacaan

  • Hara, Yukihiko. 2001. Green Tea Health Benefits and Applications. Marcel Dekker Inc : New York