DIKLAT PRAJABATAN CPNS, PENTINGKAH???

 

Seperti menjadi sebuah tradisi belaka, seorang CPNS yang berharap diangkat menjadi PNS diwajibkan mengikuti Diklat Prajabatan. Pada umumnya para peserta Diklat Prajabatan akan dijejali beragam materi, mulai dari Wawasan Kebangsaan, Pola Pikir PNS, Pelayanan Prima, Manajemen Perkantoran Modern, Komunikasi yang Efektif, Budaya Kerja, Percepatan Pemberantasan Korupsi, dll dalam beberapa hari.  Entah sudah berapa lama “tradisi” ini sudah berjalan, saya sendiri mencoba menelusurinya melalui Prof. Google, tapi tidak menemukannya. Yang jelas, pegawai administrasi di instansi saya mengabdi yang hampir pensiun pun sudah mengalami Diklat Prajabatan ini. Dan saya sendiri baru mengalaminya.

Jikalau memang sejak lama Diklat Prajabatan ini sudah diadakan, kenapa masih banyak komplain dan stigma negatif dari masyarakat kepada korps pemerintah ini. “Dasar PNS!”, merupakan umpatan yang kerap kali terdengar dari masyarakat. Tapi memang pada kenyataannya masih banyak (oknum) PNS yang membaca koran, main game, bahkan tidur ketika jam pelayanan masyarakat. Tidak jarang pula, PNS telat ngantor atau ketahuan bolos karena kena razia pamong praja. “Kalau bisa dipersulit, kenapa harus dipermudah”, seolah-olah menjadi moto resmi PNS di mata masyarakat.  Itu belum termasuk berbagai kasus korupsi  yang melibatkan PNS yang semakin memperburuk citra korps pelayan masyarakat di masyarakat yang dilayani. Jika memang itu terjadi berarti materi  Pola Pikir PNS, Pelayanan Prima, Manajemen Perkantoran Modern, Komunikasi yang Efektif, Budaya Kerja, dll pada Diklat Prajabatan sia-sia? Lalu perlukah Diklat Prajabatan CPNS? Atau dihapuskan saja karena toh juga memakan anggaran yang tidak sedikit.

Hanya segelintir orang Indonesia saja yang cukup beruntung dapat diterima menjadi CPNS. Dan tentu saja segelintir orang itu berasal dari latar belakang yang berbeda. Budaya, suku, agama, jenis kelamin, pendidikan,  lingkungan tumbuh, pengalaman, dan masa lalu yang berbeda. Bahkan dapat dikatakan setiap orang akan keluar dari lubang yang berbeda! Sehingga sangat wajar apabila karakter setiap CPNS berbeda. Karena perbedaan itu lah, setiap CPNS memang selayaknya mengikuti Diklat Prajabat. Tujuannya tentu untuk menyeragamkan (atau setidaknya menyelaraskan) pola pikir dan tindakan di lingkungan kerja agar dapat bekerja optimal sesuai dengan standar pelayanan yang diharapkan masyarakat.

Tetapi bagaimana jika hasil tidak optimal dan dapat dikatakan hampir tidak berpengaruh pada pola pikir dan tindakan para CPNS?  Saya pun merasakannya. Saya tidak merasakan ada perubahan yang berarti di diri saya, sebelum dan sesudah mengikuti Diklat Prajabatan. Bahkan ketika hal-hal idealis yang diajarkan di kelas Prajabatan justru akhirnya ketahuan itu tidak dilakukan (dan tidak mungkin dilakukan) di kehidupan nyata, justru membuat patah semangat. Contoh nyatanya adalah materi Percepatan Pemberantasan Korupsi. Setelah didiskusikan lebih lanjut, pertanyaan “dari mana pemberantasan korupsi ini harus dimulai? Toh nyatanya sistem di negara kita seringkali memaksa kita untuk tidak jujur?” akan sangat sulit di jawab. Dan para peserta pun “patah hati” untuk mempertahankan idealisme. Apalagi di hari selanjutnya, para peserta Diklat Prajabatan tidak merasakan adanya pelayanan prima dari seorang Widya Iswara yang memberikan materi “Pelayanan Prima”. Hal ini tentu kontraproduktif dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dan semakin patah hati lah kami.

Sekali lagi, apakah Diklat Prajabatan CPNS dihapus saja??? Tidak. Bukan Diklat Prajabatannya yang dihapus, tetapi mungkin caranya yang perlu dibenahi agar lebih baik, sehingga selanjutnya memberikan dampak positif bagi CPNS, terutama untuk perbaikan pola pikir dan perilaku. Entahlah, bagaimana format yang tepat. Kami serahkan kepada para ahlinya. Setidaknya saya sudah menemukan setitik dampak positif dari Diklat Prajabatan yang saya ikuti. Di sana saya menemukan jaringan dan dan jalinan persahabatan. Toh saya tidak merasa sedang mengkuti Diklat Prajabatan, yang saya rasakan adalah liburan dan gila-gilaan bersama kawan-kawan baru saja. Dokter dan dosen pun bisa sarap juga ternyata….

SEMANGAT PRAJAB!  APA KABAR HARI INI?????  🙂